Kamis, 19 Desember 2013

SMA MTA, SMA Berbeda Luar Biasa :)


16-19 desember 2013,
Mengingatkan ku pada tahun lalu saat aku masih berada di bangunan hijau yang kita sebut penjara suci. Ya, senin hingga kamis ini aku mengikuti kegiatan wajib bagi mahasiswa semester 1 yaitu baitul arkom yang dilaksanakan di pondok sobron UMS kampus 3.
Ditempat tersebut berbagai perbedaan jelas nyata ada dengan asramaku dulu, SMA MTA. Bukan dari segi fasilitas yang ingin aku bahas, tapi dari segi lingkungan. Kedua-duanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi.

Pondok Sobron, sobron yang berarti sabar. Ditempat tersebut kami dilatih untuk bersabar dengan segala keadaan. Luar biasa sekali, 4 hari 3 malam yang penuh arti. Tepat pukul 3 kami di bangunkan oleh kakak tingkat yang disini di sebut qoimam. Kami melaksanakan shalat tahajud berjama'ah bersama ustad furqon dan beliau selalu  mengajak 2 ajudan untuk menemani sebagai ikhwan di mushola. Setelah shalat tahajud kami kekelas untuk qira'ah bersama di lanjutkan out bond di halaman pondok. Kami memulai belajar di kelas full dari pukul 7.30 sampai 21.30 (tapi ada isomanya juga lho) :).
Sebenarnya tidak jauh beda segala aktivitasnya dengan kisahku dulu di SMA MTA. Bedanya hanya kalo di SMA aku harus berjalan kaki menuju sekolah karena sekolah dan asrama tidak satu bangunan. Selain itu juga di SMA MTA selain mempelajari agama juga mempelajari umum. Kalo di sobron khusus agama karena memang sistemnya semacam itu. Dulu aku belajar di sekolah jam 7.00-05.00 sore dengan jatah makan siang di sekolah. Menyenangkan sekali ketika mengingat kita selalu menanti kehadiran pak dapur membawa makan siang ke sekolah.
SMA MTA super ketat, dulu ingin rasanya segera menuntaskan sekolah di tempat itu tapi setelah lulus, alamak, kangennya sama teman-teman seperjuangan, dengan pembina yang super bikin mati gaya, dengan guru-guru yang penuh motivasi, dan seambrek cerita romantika lainnya.
Ada keinginan tersendiri mengapa aku menulis blog ini, salah satunya karena seorang dosen (ustad shodiq) yang tadi selesai post test mengatakan,
"sekolah di surakarta ini yang telah terbukti kejujurannya itu hanya satu. SMA MTA. ini sekolahnya mbak ernikan. (dan aku hanya mengangguk). Di SMA itu dilarang pacaran, kalau pacaran di panggil BP langsung dikeluarkan. Di SMA itu juga tidak ada anak yang kalo test nyontek, karena sudah di terapkan prinsip jujur. Bahkan waktu ujian pengawasnya saja sampai bingung, ini apa yang mau di jaga, orang gak di jaga aja gak ada yang tolah-toleh kok. Bahkan dulu ada 1 anak yang tidak lulus ketika UAN, setelah di tanya mengapa ia tidak lulus, anak tersebut mengatakan lebih baik tidak lulus tapi jujur daripada lulus tapi hasil mencontek."
Bukan hanya satu dosen tapi beberapa dosen selalu mengatakan SMA MTA itu sekolah yang baik dan berbeda dari yang lainnya. Ternyata benar kata guruku dulu, kita akan tau SMA MTA di pandangan masyarakat bagaimana, setelah kita keluar dari SMA MTA.:)
Sungguh teramat rindunya diriku pada SMA MTA :)
Sekolah yang  mengantarkan ku menjadi pribadi berbeda, percaya diri, mandiri, dan berani :)


4 komentar:

  1. wah. keren sekolahan MTS nya. semoga bisa jadi inspirasi sekolahan islam lainnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin..
      memang sekarang yang dibutuhkan bukan hanya sekolah yang memiliki fasilitas supra lengkap, namun lebih utama adalah sekolah yang bisa membentuk kader-kader muslim agar tercipta generasi masa depan yang berjalan dengan jiwa islam :)
      syukron untuk komentar anda :)

      Hapus
  2. Memang kita menyadari kelebihan yg ada pada suatu tempat itu jika kita sudah meninggalkan tempat itu dan kemudian terjun ke masyarakat kemudian ketemu dg pembandingnya.
    Mungkin dulu berpikir bahwa kita terkurung, terbelakang dan sebagainya karena kita melihat jauh diluar sana ada kebebasan tak terbatas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar sekali komentar anda.. karena lingkungan menjadi faktor persepsi manusia.. ketika kita berada di dalam lingkungan yang penuh dengan aturan kita merasa bosan dengan aturan-aturan tersebut karena kita menginginkan sesuatu yang beda.. tanpa kita menyadari bahwa aturan itu telah membentuk pribadi kita menjadi seorang yang lebih baik, tatkala kita pergi dari lingkungan tersebut dan berbaur dengan kebebasan kita mulai menyadari betapa iman terkadang goyah karena tak ada yang mengatur kita lagi, kecuali kita sendiri yang mengatur diri kita. :)
      terimakasih untuk kunjungan anda dan komentarnya :)

      Hapus