Senin, 18 Agustus 2014

benda bernama perasaan



Perasaan adalah perasaan. Meski secuil, walau setitik hitam di tengah lapangan putih luas, dia bisa membuat seluruh tubuh menjadi sakit, kehilangan selera makan, kehilangan semangat. Hebat sekali benda bernama perasaan itu. Dia bisa membuat harimu berubah cerah dalam sekejap padahal dunia sedang mendung, dan dikejap berikutnya merubah harimu jadi buram padahal dunia sedang terang benderang (tere liye).
Ya, teramat hebat, fantastic, benda bernama perasaan itu. Sekalipun dunia mendung, hujan sebentar lagi mengguyur bumi, bahkan akhirnya petir menyambar belahan langit sana-sini, namun tatkala perasaan cinta tengah mekar di dalam dada, sang pujaan hati memberi kabar gembira, maka hari pun serasa cerah. Begitu pula tatkala matahari tersenyum dengan ramahnya kepada dunia. Mengucapkan selamat menikmati cerahnya dunia. Langit berwarna biru terang bersahabat, namun jika hati tengah dirundung kegelisahan, patah hati, cemburu, sang pujaan tak ada kabar sungguh tak bisa dipungkiri hari pun terasa mendung, tak bersahabat.
Beginilah urusan perasaan. Sungguh, tak akan pernah ada habisnya urusan mencintai dan dicintai hingga akhir hayat. Selama kita masih bisa menghirup udara di esok hari, selama jendela perasaan kita masih terbuka lebar, maka urusan suka saling suka tak kan pernah usai. Benar sekalu ucapan orang tua zaman dahulu, sekali kita mencintai seseorang akan sulit sekali menghentikannya. Bagaimana tidak sulit, jika urusan perasaan itu akan selalu ada. Dimulai dari hal-hal yang biasa hingga akhirnya melakukan tindakan-tindakan tidak wajar.
Maka nak, jangan mudah sekali mempermainkan benda bernama perasaan. Karena sekali kita permainkan akan sulit sekali memberhentikannya. Kita tidak bisa dengan mudah seketika mendelete, mengundo, bahkan mestart, atau shutdown perasaan yang terlanjur tumbuh. Karena itu hati-hatilah jika hendak menginstall perasaan di hati. Jangan begitu mudah, semua aplikasi perasaan dari mana-mana di install. Boleh jadi ada yang bervirus mematikan.
Ketika kita merasa belum pantas, belum mapan, belum siap, maka biarlah, biarkan benda bernama perasaan yang muncul dengan teramat tiba-tiba itu, biarkan mengalir jalan ceritanya sendiri. Karena seiring waktu, kita akan lihat, apakah aliran perasaan itu akan semakin membesar hingga tiba di muara dengan baik dan benar atau habis menguap di tengah perjalanan.
Oh dear, jika belum siap, maka tutup pintunya rapat-rapat, gembok dengan rantai terbaik, lantas lemparkan anak kuncinya ke dalam lautan luas. Begitulah cara terbaik menjaga hati dari perasaan. Well, jangan cemas anak kuncinya tidak akan ketemu. Jika sudah tiba saatnya, jika Tuhan menakdirkan demikian, jodoh yang baik akan membawa anak kuncinya, dan hei, pas sekali, sempurna sudah membuka pintu hati.
Jodoh yang baik akan datang dengan sendirinya, bahkan bisa jadi akan datang bersama keluarga besar ke rumahmu, nak. Bukan, bukan untuk menagih hutang. Tentu saja bukan, tapi untuk melamarmu. Melamar pujaan hatinya, bidadarinya, jodoh terbaik yang Allah kirim untuk menemani kehidupannya dan tentu saja untuk menyempurnakan kehidupanmu. Cinta sejati, selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang menakjubkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar