Perasaan
adalah perasaan. Meski secuil, walau setitik hitam di tengah lapangan putih
luas, dia bisa membuat seluruh tubuh menjadi sakit, kehilangan selera makan,
kehilangan semangat. Hebat sekali benda bernama perasaan itu. Dia bisa membuat
harimu berubah cerah dalam sekejap padahal dunia sedang mendung, dan dikejap
berikutnya merubah harimu jadi buram padahal dunia sedang terang benderang
(tere liye).
Ya, teramat hebat, fantastic, benda bernama perasaan itu. Sekalipun
dunia mendung, hujan sebentar lagi mengguyur bumi, bahkan akhirnya petir
menyambar belahan langit sana-sini, namun tatkala perasaan cinta tengah mekar
di dalam dada, sang pujaan hati memberi kabar gembira, maka hari pun serasa
cerah. Begitu pula tatkala matahari tersenyum dengan ramahnya kepada dunia.
Mengucapkan selamat menikmati cerahnya dunia. Langit berwarna biru terang
bersahabat, namun jika hati tengah dirundung kegelisahan, patah hati, cemburu,
sang pujaan tak ada kabar sungguh tak bisa dipungkiri hari pun terasa mendung,
tak bersahabat.
Beginilah urusan perasaan. Sungguh, tak akan pernah ada habisnya
urusan mencintai dan dicintai hingga akhir hayat. Selama kita masih bisa
menghirup udara di esok hari, selama jendela perasaan kita masih terbuka lebar,
maka urusan suka saling suka tak kan pernah usai. Benar sekalu ucapan orang tua
zaman dahulu, sekali kita mencintai seseorang akan sulit sekali
menghentikannya. Bagaimana tidak sulit, jika urusan perasaan itu akan
selalu ada. Dimulai dari hal-hal yang biasa hingga akhirnya melakukan tindakan-tindakan
tidak wajar.
Maka nak, jangan mudah sekali mempermainkan benda bernama perasaan.
Karena sekali kita permainkan akan sulit sekali memberhentikannya. Kita
tidak bisa dengan mudah seketika mendelete, mengundo, bahkan mestart, atau
shutdown perasaan yang terlanjur tumbuh. Karena itu hati-hatilah jika hendak
menginstall perasaan di hati. Jangan begitu mudah, semua aplikasi perasaan dari
mana-mana di install. Boleh jadi ada yang bervirus mematikan.
Ketika kita merasa belum pantas, belum mapan, belum siap, maka
biarlah, biarkan benda bernama perasaan yang muncul dengan teramat tiba-tiba
itu, biarkan mengalir jalan ceritanya sendiri. Karena seiring waktu, kita
akan lihat, apakah aliran perasaan itu akan semakin membesar hingga tiba di
muara dengan baik dan benar atau habis menguap di tengah perjalanan.
Oh dear, jika belum
siap, maka tutup pintunya rapat-rapat, gembok dengan rantai terbaik, lantas
lemparkan anak kuncinya ke dalam lautan luas. Begitulah cara terbaik menjaga
hati dari perasaan. Well, jangan cemas anak kuncinya tidak akan ketemu. Jika
sudah tiba saatnya, jika Tuhan menakdirkan demikian, jodoh yang baik akan
membawa anak kuncinya, dan hei, pas sekali, sempurna sudah membuka pintu hati.
Jodoh yang baik akan datang dengan sendirinya, bahkan bisa jadi
akan datang bersama keluarga besar ke rumahmu, nak. Bukan, bukan untuk menagih
hutang. Tentu saja bukan, tapi untuk melamarmu. Melamar pujaan hatinya,
bidadarinya, jodoh terbaik yang Allah kirim untuk menemani kehidupannya dan
tentu saja untuk menyempurnakan kehidupanmu. Cinta sejati, selalu menemukan
jalan. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Jika
berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang
menakjubkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar